Indonesia kini hendak mencanangkan metode tes baru, yaitu tes Saliva atau air liur berbasis PCR. Hal ini disampaikan Menteri Riset dan Teknologi Indonesia, Bambang Brodjonegoro, dalam sebuah webinar yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Alasan rencana ini adalah untuk meningkatkan test rate indonesia serta memperluas akses tes PCR ke seluruh Indonesia. Mengingat kondisi geografis Indonesia yang saat ini menjadi tantangan terbesar dalam distribusi tes yang merata.
Mendukung pernyataan ini, National Hospital menjadi salah satu pioner pelaksanaan tes PCR berbasis Saliva ini di Indonesia. Layanan ini diluncurkan pada 11 Januari 2021 dan sudah dapat dinikmati seluruh pasien National Hospital. Keunggulan dari tes ini adalah kenyamanan pelaksanaan tes. Tidak perlu melakukan proses usap pada rongga hidung maupun rongga mulut. Cukup dengan meludah pada tabung khusus, lalu di tambahkan buffer, sample dari air liur ini dapat bertahan hingga 5 hari.
Mengutip pernyataan CEO National Hospital, Adj. Prof. Hananiel Prakasya Widjaya, layanan tes Saliva PCR ini diharapkan dapat menghilangkan rasa takut pasien untuk menjalani tes. Selain itu hadirnya layanan Tes Saliva PCR di Surabaya ini memberikan opsi tes terkait Covid-19 yang lebih luas kepada masyarakat Surabaya. Untuk masalah harga, tes Saliva PCR National Hospital sangat terjangkau. Untuk biaya tes sama persis seperti tes SWAB PCR. Soal akurasi pun tidak perlu dikhawatirkan. National Hospital telah mengantongi ijin edar Kemenkes dan rekomendasi BNPB untuk metode tes dan perlengakapan tes Saliva PCR ini. Selain itu, sebelum merilis kepada masyarakat, National Hospital juga telah melakukan penelitian internal terkait akurasi hasil tes ini.
Dengan adanya metode baru ini, masyarakat tidak perlu lagi takut atau ragu melakukan tes Covid-19. Karena, selain vaksin, ujung tombak penanganan vaksin Indonesia adalah kedisplinan 3M dan pelaksanaan 3T (Testing, Tracing, Treatment).